Senin, 23 Juni 2014

Me To Indonesia - Gerakan 'LOCAL (Low Carbon-Emission Lifestyle)'


Inggris :

Movement 'LOCAL (Low-Emission Carbon Lifestyle)'

Current energy issues unresolved makes Fuad and Sabilil designing a creative movement that is very simple and can be implemented by all parties. Alternative movement called 'LOCAL (Low-Emission Carbon Lifestyle)' is a movement that is based on to urge people to make changes to their way of life in terms of consumption of fossil energy, such as petroleum. LOCAL also considered able to be one form of contribution of Indonesian society in terms of saving energy reserves are depleted.

LOCAL movement has focused on socialization and creative education to the public about the importance of improving the efficiency of fuel consumption. Activities undertaken in the LOCAL movement until now supported by various parties, including the people themselves. Some of these activities is 'Switch Off the Engine, Please!' , And creative promotion in social media. Activities undertaken are considered able to support the achievement of the society towards fuel-efficient.

In the activity 'Switch Off Engine, Please!', People are expected to turn off their vehicle engines while waiting for one minute traffic lights. This idea is based on research conducted by the Corporation in Japan ISUZU stating that the vehicle engine spends about 12.2 cc fuel in one minute waiting for a traffic light. This condition motivates LOCAL movement to urge people to commit acts of deadly vehicle for one minute only.

In addition to encouraging people to conserve energy, this simple movement contribute to maintaining the balance of nature in Indonesia. Because excessive energy use will result in large amounts of air pollution, such as monoxide gas (CO) is a toxic, as well as an increase in temperature is not fair or is global warming. "We assess this movement is a simple form of alternative energy that should be applied given the pace demand and energy production are not appropriate, "said Fuad.

Indonesia :

Gerakan 'LOCAL (Low Carbon-Emission Lifestyle)'

Permasalahan energi yang saat ini belum terselesaikan tersebut membuat Fuad dan Sabilil merancang sebuah gerakan kreatif yang sangat sederhana dan dapat dilaksanakan oleh semua pihak. Gerakan alternatif yang dinamai 'LOCAL (Low Carbon-Emission Lifestyle)' tersebut merupakan gerakan yang didasari untuk mengajak masyarakat melakukan perubahan terhadap cara hidup mereka dalam hal mengkonsumsi energi fosil, seperti minyak bumi. LOCAL juga dinilai mampu menjadi salah satu bentuk kontribusi masyarakat Indonesia dalam hal menghemat cadangan energi yang menipis tersebut.

Gerakan LOCAL mempunyai fokus terhadap kegiatan sosialisasi dan pendidikan kreatif kepada masyarakat tentang pentingnya meningkatkan efisiensi konsumsi bahan bakar. Kegiatan yang dilakukan dalam gerakan LOCAL hingga saat ini didukung oleh berbagai pihak, termasuk masyarakat sendiri. Beberapa kegiatan tersebut adalah 'Switch Off Engine, Please!' , dan promosi kreatif dalam media sosial. Kegiatan yang dilakukan tersebut dinilai mampu mendukung tercapainya masyarakat yang hemat terhadap bahan bakar.

Pada kegiatan 'Switch Off Engine, Please!', masyarakat diharapkan untuk mematikan mesin kendaraannya selama satu menit ketika menunggu lampu lalu lintas. Ide ini didasari oleh penelitian yang dilakukan oleh pihak ISUZU Corporation di Jepang yang menyatakan bahwa mesin kendaraan menghabiskan sekitar 12,2 cc bahan bakar dalam satu menit menunggu lampu lalu lintas. Kondisi inilah yang menjadi motivasi gerakan LOCAL untuk mengajak masyarakat melakukan tindak mematikan kendaraan untuk satu menit saja.

Selain mendorong masyarakat untuk menghemat energi, gerakan yang sederhana ini turut berkontribusi dalam menjaga keseimbangan alam di Indonesia. Pasalnya, penggunaan energi yang berlebihan akan menghasilkan polusi udara dalam jumlah besar, seperti gas monooksida (CO) yang beracun, serta adanya peningkatan suhu yang tidak wajar atau global warming tersebut."Kami menilai gerakan ini adalah bentuk energi alternatif sederhana yang harus diterapkan mengingat laju permintaan dan produksi energi yang tidak sesuai," tutur Fuad.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar